Malam sepertinya tahu perasaan ini. Kemudian ia membisikkan pada suamiku untuk menghapus kebingungan menjadi catatan singkat berikut.
Simak ya ^_^
***
Sebenarnya aku bingung apa yang harus diungkapkan saat ini. Kata mana yang cocok untuk mewakili perasaan saat mengikuti studium generale di MIIP (Martikulasi Institut Ibu Profesional) batch 7 .
Awalnya bertanya-tanya IIP itu apa ya? Apa semacam lembaga atau komunitas? Gak ngerti sama sekali.
***
Setelah lima bulan menikah, rasanya masih gak percaya bahwa sebentar lagi akan mengemban tambahan amanah sebagai seorang ibu. Insyaa Allah.
Awalnya kuwalahan sih. Makanya jadi berpikir, wah … harus terus upgrade diri nih. Akhirnyaa … aku menemukan IIP (Institut Ibu Profesional). Alhamdulillah.
Awam banget soal IIP, tanya-tanya ke teman yang sudah pernah ikutan tapi tetap gak ngerti. Dan setelah daftar kemarin. Maasyaa Allah.
Banyak banget yang bisa dipelajari dan diaplikasikan. Ternyata ilmunya bukan hanya dari satu orang saja. Tapi dari beragam status sosial dan pengalaman yang berbeda-beda.
Luar biasa, masyaa Allah.
Bisa bertemu dengan orang-orang hebat pula. Memperbanyak saudara,ilmu, dan pengalaman. Jadi terus bertekad untuk menuntut diri lebih produktif dari sebelumnya. Maklum sering naik turun mood-nya.
Mungkin dengan cara ini, bersama ibu-ibu yang sudah banyak pengalaman. Aku jadi lebih baik lagi, dan siap menjadi madrasah pertama untuk anak-anak dengan baik.
Awalnya aku menganggap bahwa aku tidak mampu. Eh ternyata ada yang lebih dari aku masalahnya. Jadi inget, Allah ngasih cobaan sudah sesuai sama kemampuan hambaNya.
Makanya gurunda Babe Haikal bilang, saat kita dikasih cobaan, maka saat itu juga, Allah memberikan kemampuan pada kita. Jadi … harus selalu berprasangka baik padaNya.
Semoga dengan bergabungnya di kelas ini, aku bisa menepis ribuan alasan yang membuat diriku tak pernah maju.
Rasanya sudah gak sabar, menanti setiap materi yang akan disampaikan selanjutnya.
Semoga bisa istiqomah. Aamiin
***
Demikian catatan singkat yang bisa ku share malam ini.