“Hai Abi aku di sini,” ucap sang anak yang masih dalam rahim sang ibu.
Mungkin itu kalimat yang keluar dari mulut manisnya, jika Allah izinkan bicara.
Kemarin, saat menginap di Cottage Daarul Jannah, Daarut Tauhiid Bandung, sang anak gerak-gerak di perut sang ibu. Terus saat saya disampingnya dikasih tahu.
“Mas dia gerak-gerak, coba pegang,” kata istri dengan wajah yang dibalut kerudung cokelat panjang.
Aku pun mengarahkan tangan ke perutnya. Aku diam, sambil mencoba merasakan apa yang terjadi diperutnya.
Benar saja, anak itu bergerak diperut istri. Dan aku pun bicara, “Hai dedek hafidz, insya Allah nanti engkau jadi penghafal Alquran ya.”
Itulah momen singkat tapi spesial bagiku. Di saat orang yang tercinta, Allah amanahi dalam perutnya seorang anak.
Di mana sudah tercatat tentang hidup, jodoh, rezeki hingga ajalnya.
Walau saat ini dia belum bisa menjawab, tapi sesungguhnya, ia sudah bisa mendengarkan apa yang terjadi di luar rahim.
Duhai Rabb, kami yakin bahwa segala sesuatu tentang anak itu, sudah engkau tanggung.
Jadi kami tak perlu ragu dan bingung lagi bagaimana hidupnya esok.
Kami tinggal usaha dan pasrah pada engkau.
Kami yakin, bahwa apa yang Allah amanahi untuk hambaNya. Pasti Dia juga berikan kemampuan pada hamba tersebut.
Teringat perkataan babe Haikal, jika seorang hamba dapat cobaan dari Allah, saat itu juga Dia memberi kemampuan pada kita.